
Abad ke-16 adalah masa-masa dimana bangsa Eropa menjelajah wilayah Hindia Timur dengan tujuan untuk judi casino terpercaya mendapatkan rempah-rempah langsung dari tempat asalnya, dan kemudian menjualnya ke pasar Eropa. Pada masa inilah para pengusaha Belanda membentuk Perusahaan Hindia Timur Belanda atau yang kemudian terkenal dengan VOC – Vereenigde Oost-Indische Compagnie, untuk memonopoli perdagangan serta mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Nama “Indonesia” justru pertamakali muncul di tahun 1850, pada sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura. Majalah ilmiah ini isinya mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan Kepulauan Hindia dan Asia Timur, semisal mengenai sejarah, budaya, etnologi dan linguistik.
Adalah dua orang berbangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl, seorang etnolog, dan James Richardson Logan, seorang sarjana hukum, yang menyatakan bahwa sudah saatnya Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu perlu diberi nama tersendiri.
Earl kemudian mengusulkan dua nama: Indunesia atau Malayunesia. Earl sendiri memilih Malayunesia. Sedangkan Logan yang memilih nama Indunesia. Belakangan, Logan mengganti huruf ‘u’ dari nama tersebut menjadi ‘o’. Jadilah: INDONESIA
Akhirnya pada tahun 1928 nama Indonesia diproklamirkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada ‘Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia’ yang berlangsung pada tanggal 28 Oktober. Dengan diiringi lagu Indonesia Raya yang dimainkan oleh komponisnya langsung, Wage Rudolf Soepratman.
Nama ‘Hindia Belanda’ akhirnya lenyap dengan datangnya tentara Jepang pada 8 maret 1942. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 bersamaan dengan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan lahirlah Republik Indonesia.